Terbujur kaku , terlihat kerut di keningmu .
Seakan kau tak rela penuhi panggilan-Nya .
Namun itu bukan kuasamu .
Hanya air mata ketika sosok tubuh indah itu ku rangkul .
Ia yang kusucikan dengan tetesan air mata .
Embun indah itu telah terlelap dihadapanku .
Apakah ini bernar terjadi ?
Aku tak berkata , hanya raut indah yang dulu setia tersenyum untukku .
Bunda ,
Kutaburkan bunga-bunga kesukaanmu .
Kusirami tanah tempat bidadariku terlelap .
Hening memecah , ketika tangis tak kuasa mengalir .
Menatap apa yang ada dihadapanku .
Maafkan anakmu ini yang tak sempat hadir di akhirmu .
Yang kurang berbakti di harimu .
Dengarlah hati pedih ini .
Tak satu huruf pun terlupa apa yang engkau kata .
Bunda ,
Terasenyumlah dalam lelapmu .
Kecup indahku takkan lelah menyapamu .
Dalam do’a menyentuh jiwa indahmu .
Dalam do’a kuraih rindu akan senyummu .
0 komentar:
Posting Komentar